Cinta Tak Harus Sempurna: Menerima Kekurangan dalam Hubungan
---

---

Sejak kecil kita dibanjiri cerita tentang cinta yang sempurna—pangeran tampan, putri cantik, hubungan yang mulus tanpa konflik. Media sosial menampilkan pasangan yang selalu mesra, liburan ke tempat indah, dan seolah tidak pernah bertengkar.
Kita pun tumbuh dengan ekspektasi:
> “Cinta itu seharusnya mudah.”
“Kalau dia jodoh, pasti nggak akan nyakitin.”
“Kalau benar-benar cinta, pasti sempurna.”
Padahal kenyataannya, tidak ada cinta yang sempurna.
Tidak ada pasangan yang tidak punya kekurangan. Dan tidak ada hubungan tanpa tantangan.
Justru, cinta yang dewasa lahir dari proses menerima ketidaksempurnaan, bukan menuntut kesempurnaan.
---

Cinta bukan memilih orang yang paling sempurna, tapi:
Orang yang membuatmu merasa cukup meski tidak selalu ideal
Orang yang tetap bersamamu meski tahu kekuranganmu
Orang yang kamu pilih untuk tetap cintai, bahkan saat dia mengecewakanmu
Karena cinta sejati adalah komitmen sadar, bukan sekadar perasaan sesaat.
---

Penting untuk membedakan dua hal ini:

Mudah lupa
Kurang ekspresif
Suka menunda
Tidak romantis
Pekerja keras sampai kadang kurang waktu
Semua orang punya kekurangan. Tapi kekurangan bisa diperbaiki, disepakati, atau ditoleransi.

Sering berbohong
Merendahkan kamu secara verbal
Mengontrol dengan ancaman
Kekerasan fisik atau emosional
Tidak menghargai batas dan nilai-nilaimu
Red flag bukan sesuatu yang bisa “diterima demi cinta.” Itu tanda kamu harus mempertimbangkan kembali hubungan.
---

1. Pengaruh Media
Pasangan di drama Korea, film, atau Instagram tampak selalu ideal. Kita lupa bahwa itu hanya potongan terbaik.
2. Luka Masa Lalu
Kita ingin pasangan yang “menebus” pengalaman pahit sebelumnya.
3. Rasa Takut Gagal
Kita menghindari kekurangan karena takut hubungan akan berakhir. Padahal hubungan yang kuat lahir dari proses menghadapi masalah bersama.
---

> “Cinta bukan tentang menemukan orang yang sempurna, tapi tentang melihat seseorang dengan cara yang sempurna.”
— Sam Keen
> “Orang yang tepat bukan yang selalu membuatmu senang. Tapi yang tetap tinggal saat kamu tidak menyenangkan.”
— Anonim
> “Kesempurnaan bukan syarat cinta. Penerimaanlah yang menguatkan cinta.”
— N.H. Hayati
---

Namaku Laras. Aku menikah dengan Galih, pria yang di awal hubungan sangat pendiam, tidak romantis, dan bahkan lupa tanggal jadian.
Awalnya aku marah. Aku berpikir, “Kenapa dia beda sama pacar-pacar temanku?”
Tapi aku melihat hal lain:
Dia selalu pastikan aku pulang aman
Dia ingat aku suka teh manis hangat
Dia tidak pernah janji muluk, tapi selalu menepati
Lama-lama aku sadar:
> Dia bukan pria sempurna, tapi dia pria yang membuatku merasa aman dan dihargai.
Dan itu lebih penting dari sekadar kejutan bunga atau kata-kata manis.
---

1. Pahami bahwa kamu juga tidak sempurna
Mulailah dari diri sendiri. Ingat bahwa kamu juga punya kekurangan yang pasanganmu terima.
2. Fokus pada nilai inti
Apa hal-hal penting yang benar-benar kamu butuhkan? Apakah pasanganmu punya itu? Contoh: jujur, setia, suportif.
3. Komunikasikan dengan empati
Daripada mengeluh, katakan:
> “Aku merasa kesepian saat kamu tidak banyak bicara. Boleh nggak kita coba lebih terbuka?”
4. Jangan menuntut, ajak bertumbuh
Kamu bukan guru yang harus mendidik pasanganmu. Tapi kamu bisa bertumbuh bersama, perlahan.
5. Rayakan kemajuan, sekecil apa pun
Setiap usaha adalah bentuk cinta. Apresiasi dan jangan bandingkan dengan orang lain.
---

Pertanyaan Ya / Tidak
Apakah kamu merasa aman secara emosional?
/ 


Apakah pasangan menghargai kamu sebagai pribadi?
/ 


Apakah kekurangan bisa dibicarakan dengan tenang?
/ 


Apakah kalian saling mendukung untuk jadi lebih baik?
/ 


Apakah kamu merasa damai bersamanya, meski kadang kesal?
/ 


Jika jawabannya sebagian besar “ya”, berarti hubunganmu sehat meski tidak ideal — dan itu cukup.
---

> Aku tahu kamu tak selalu ingat,
Tak selalu hadir tepat waktu,
Tak pandai berkata manis,
Kadang cuek, kadang keras kepala.
Tapi kamu juga:
Tak pernah pergi saat aku marah,
Tak pernah menyerah saat aku lelah,
Tak pernah memaksa jadi siapa pun.
Maka aku putuskan,
Untuk tetap mencintaimu,
Dalam ketidaksempurnaanmu.
---

1. “Just the Way You Are” – Bruno Mars
2. “Ordinary People” – John Legend
3. “Kasih Putih” – Glenn Fredly
4. “Perfect” – Ed Sheeran
5. “Cinta Sederhana” – Hivi!
---

Kita semua ingin dicintai dan mencintai dengan nyaman. Tapi kenyamanan tidak datang dari hal-hal yang indah saja.
Ia lahir dari proses:
Bertengkar
Meminta maaf
Belajar memahami
Bertumbuh bersama
Jadi, jika pasanganmu tidak sempurna tapi terus berusaha, terus bertahan, dan terus mencintai dengan cara mereka—
Mungkin itulah cinta yang sebenarnya.
---
Post a Comment for "Cinta Tak Harus Sempurna: Menerima Kekurangan dalam Hubungan"